Senin, 01 Desember 2014

Jogjakarta


Selama beberapa tahun terakhir, Jogjakarta selalu menjadi tempat yang paling aku rindukan. Meski terpisah beberapa pulau dan lautan, aku selalu berupaya menghampiri Jogjakarta sesering mungkin. Di Jogjakarta biasanya aku bisa bertemu seseorang yang aku cintai. Disana juga aku pertama kali bertemu dengannya, memulai cerita dan melalui banyak peristiwa. Kota Jogjakarta menjadi saksi cerita kami dan setiap sudutnya selalu menyimpan kenangan itu. Menyebut nama Jogjakarta saja atau mendengar lagu klasik dari Kla Project yang berjudul "Jogjakarta" bisa sekonyong-konyong meredupkan suasana hati dan menimbulkan "fatamorgana" kebersamaanku dengannya beberapa waktu silam.

Trotoar jalanan Jogjakarta sejak Januari 2014, terasa seperti kursi listrik dan aku terpidananya yang menanti eksekusi. Rasanya begitu menyiksa dan membuat ingin mati saja kalau harus menyusuri jalan-jalan menuju Keraton, Malioboro, bahkan setiap sudutnya Jogjakarta yang tak terlihat. Ya, sekarang aku kesana sendirian. Tidak ada lagi orang yang selama ini selalu aku nantikan di Jogjakarta. Perlahan lagu Kla Project yang berjudul "Jogjakarta" terasa begitu nyata buatku. Setiap liriknya menyayat hati. 
Aku pasti ke Jogja lagi, dan akan selalu. Semoga kelak saat aku mendatanginya, bukan untuk menanti seseorang, melainkan bersama seseorang untuk memulai cerita baru. Cerita yang membahagiakan.

Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja
Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu ...
Walau kini kau t'lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Ijinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati

- Yogyakarta -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar