Jumat, 28 November 2014

Aku Cinta Kamu, Tapi Esok Hari Terakhir



Kelebatan pikiran aneh muncul setiap kali aku hendak memejamkan mata beberapa hari ini. Pikiran-pikiran itu membangunkan rasa takutku hingga ke level paling puncak. Kelebatan itu menggambarkan betapa terpuruk dan sulitnya aku jika suatu hari Tuhan memanggil orang-orang yang paling aku cintai. Bagaimana jadinya jika semua itu benar terjadi? Sedangkan sekedar kelebatan pikiran tak nyata saja sudah membuat aku sesak, takut dan ingin mengubur diri hidup-hidup. Terpisah dari mereka, kubayangkan pasti akan seperti seekor ikan hidup yang tercabut tulangnya.

Jika kita mencintai seseorang dengan sangat, bagaimana bisa kita menerima saat nantinya harus kehilangan dia? Sedangkan setiap rasa mencintai pasti dibarengi rasa takut kehilangan dan setiap kebersamaan pasti akan diikuti perpisahan, entah cepat atau lambat.

Hari ini aku tatap wajah orang-orang yang kucintai lekat-lekat. Aku bercerita dan mendengarkan cerita mereka lebih lama dari hari-hari biasanya. Aku lupakan sejenak gadget milikku. Aku ikut melakukan hal-hal yang dilakukannya agar aku punya lebih banyak waktu membersamainya ketimbang hari kemarin. Setiap tawa dan senyum mereka, membuat lega hatiku. Aku memang belum bisa menjawab pertanyaanku diatas. Aku hanya tahu, bahwa kini aku tak boleh menyia-nyiakan waktuku. Aku tak boleh membiarkan diriku malas menunjukan rasa cintaku. Aku tak peduli kapan hari terakhir mereka, aku hanya harus mencintai mereka seolah besok hari terakhirku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar