Kelebatan pikiran aneh muncul
setiap kali aku hendak memejamkan mata beberapa hari ini. Pikiran-pikiran itu membangunkan
rasa takutku hingga ke level paling puncak. Kelebatan itu menggambarkan betapa
terpuruk dan sulitnya aku jika suatu hari Tuhan memanggil orang-orang yang
paling aku cintai. Bagaimana jadinya jika semua itu benar
terjadi? Sedangkan sekedar kelebatan pikiran tak nyata saja sudah membuat aku
sesak, takut dan ingin mengubur diri hidup-hidup. Terpisah dari mereka,
kubayangkan pasti akan seperti seekor ikan hidup yang tercabut tulangnya.
Jika kita mencintai seseorang dengan
sangat, bagaimana bisa kita menerima saat nantinya harus kehilangan dia? Sedangkan
setiap rasa mencintai pasti dibarengi rasa takut kehilangan dan setiap
kebersamaan pasti akan diikuti perpisahan, entah cepat atau lambat.
Hari ini aku tatap wajah orang-orang yang kucintai lekat-lekat. Aku bercerita dan mendengarkan cerita mereka lebih
lama dari hari-hari biasanya. Aku lupakan sejenak gadget milikku. Aku ikut
melakukan hal-hal yang dilakukannya agar aku punya lebih banyak waktu
membersamainya ketimbang hari kemarin. Setiap tawa dan senyum mereka, membuat
lega hatiku. Aku memang belum bisa menjawab pertanyaanku diatas. Aku hanya
tahu, bahwa kini aku tak boleh menyia-nyiakan waktuku. Aku tak boleh membiarkan
diriku malas menunjukan rasa cintaku. Aku tak peduli kapan hari terakhir
mereka, aku hanya harus mencintai mereka seolah besok hari terakhirku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar