Jumat, 26 Desember 2014

Filosofi Hidup Jamur

Jamur Tiram Kuning

Aku sedang keranjingan dengan budidaya jamur sebulan terakhir ini. Sangat menyenangkan melihat daur tumbuh jamur dari hari ke hari. Jamur hidup dengan hebatnya, coba renungkan saja, jamur tumbuh dari sisa kehidupan mahluk hidup lainnya dan dari benda-benda yang dipikir tak bermanfaat seperti batang kayu yang melapuk, serpihan penggergajian kayu, batang-batang padi yang telah ditebas, bahkan pintu rumah yang tak terawat. Ia menemukan peluang hidup, saat mahluk hidup lain kehilangan harapan. Jamur juga kuat, ia tumbuh di daerah yang lembab dan jauh dari sinar matahari. Ia bisa bertumbuh di lingkungan yang justru membuat mahluk hidup lain sekarat dan membusuk. Jamur tumbuh perlahan dengan gagah tanpa harus diberi pot dan tanpa butuh perlindungan peptisida. Ia menjaga dirinya sendiri dan bertahan karena bersahabat dengan alam. Satu yang tak membedakan jamur dengan tumbuhan lainnya, ia tahu bahwa ia bertumbuh untuk kemudian gugur suatu hari nanti dan hidupnya yang singkat adalah untuk memberi manfaat bagi orang lain. Bisakah kita?


Sabtu, 20 Desember 2014

Searching for meaning

Sampai beberapa hari yang lalu, aku masih berpikir bahwa satu-satunya benda yang aku inginkan selama tahun 2014 adalah mesin waktu. Aku ingin menggunakannya untuk kembali ke detik-detik sebelum aku memutuskan hal-hal yang akhirnya membawa dampak besar terhadap kehidupanku sepanjang tahun ini. Aku ingin mengubah keputusanku, singkatnya, aku ingin membatalkan semua keputusanku dan tak membiarkan segalanya berjalan seperti ini. 

Akhir tahun 2013 lalu, aku membiarkan satu per satu hal berjalan semakin buruk tanpa berupaya memperbaikinya. Hingga akhirnya di awal tahun 2014, aku memutuskan untuk meninggalkan hal-hal yang terasa buruk bagiku. Beranjak pindah ke sesuatu yang baru, berharap keadaan membaik. Nyatanya, setelah keputusan itu dibuat, keadaan tak membaik, aku merasa menyesal dan ingin kembali ke saat-saat yang dulu kupikir buruk bagiku.

Kemudian hari ini aku dengar sebuah lagu, Lost Stars oleh Keira Knightley dan Adam Levine di film Begin Again. Tiba-tiba aku merasa pikiranku terbuka dan hatiku bisa bernafas. Siapa sebenarnya kita di dunia ini? Kita berusaha mencapai langit yang lebih terang tapi kita justru tersesat. Kita terbiasa pergi meninggalkan kegelapan tanpa berupaya untuk menciptakan cahaya yang mungkin bisa menerangi dengan lebih baik tanpa harus berjalan jauh mencari. Tapi kita manusia, kita terus mencari. Segala yang terjadi di masa lalu adalah segala komposisi yang membentuk kita yang sekarang. Kita yang memutuskan, apakah masa lalu akan menjadikan kita lebih baik atau justru lebih buruk hari ini? Semua orang yang singgah di hidup kita, hadir karena sebuah alasan. Mereka bukan sekedar lewat, tapi mereka memberi pelajaran dan membantu kita menemukan makna hidup kita. 

Rabu, 17 Desember 2014

Little Fighter

"When you get older, the life gets harder. Don't act like a little girl and think that people will hold when you fall. It's your own life, it is your battle, don't depend to anyone. Keep fighting!"

Kamis, 11 Desember 2014

Halo, Sarjana Hukum!




Beberapa waktu lalu ada seorang pria setengah baya bercerita padaku tentang anak perempuannya yang belum beruntung masuk universitas ternama pilihannya. Dia bilang padaku, itu terjadi karena anaknya memilih fakultas yang sulit dan elit. Katanya lagi, padahal ia sudah menyarankan anaknya untuk memilih fakultas yang gampang-gampang saja supaya gampang lulus ujian masuk, yaitu fakultas hukum. Aku terkekeh mendengarnya, kemudian aku manggut-manggut. 

Aku pikir, bapak ini mungkin ada benarnya juga, fakultas hukum memang tidak elit, untuk bisa lulus dari sana juga tidak sulit. Aku pikir lagi, sebenarnya yang sulit dan elit itu setelah menjadi lulusan fakultas hukum (#ciyee). Pas orang tahu di belakang namamu ada huruf SH yang mengikuti, orang pikir kamu paham segala hal, paham apa risiko macam-macam tindakan dan paham apa solusi untuk segala tindakan (#lebay). Jadinya, kalau ada orang adu jotos, ada sekelompok bebek pingsan karena diduga diracuni oleh sekelompok orang secara sistematis, ada pasangan batal nikah, ada macam-macam tindakan aneh, kamu selalu diminta datang untuk membereskan setelah segala upaya gagal. Pasti orang-orang yang terlibat bertanya padamu, “bagaimana ini kalau kita proses secara hukum?”. 

Pastinya bakal banyak orang yang pengen curhat sama kamu untuk minta pendapat. Kamu ngga punya pilihan selain (1) memberi pendapat atau (2) dianggap lulusan “hukum-hukuman”. Memangnya ada yang peduli kamu konsentrasi hukum perdata, hukum pidana, hukum dagang atau hukum rimba? Ngga ada. Semua orang tahunya kamu SH dan kamu harus bisa memberikan legal opinion untuk berbagai kasus.  Kalau kamu ngga tahu harus berpendapat apa, kamu tetap harus menjawab. Itulah kenapa semua SH harus punya soft-skill sampingan yaitu, “jago sepik-sepik”. 

Rabu, 03 Desember 2014

Penghujung adalah Permulaan



Kesalahan terbesar ketika berpacaran adalah berpikir bahwa pernikahan merupakan penghujung dari semua perjuangan mempertahankan segalanya selama ini. Pernikahan bukan penghujung dari cinta, melainkan hanya sarana untuk melanggengkan cinta dan mencapai kebahagiaan bersama. Jangan sampai perjalanan menuju pernikahan justru menjauhkanmu dan membuatmu saling menyakiti satu sama lain. Marahlah untuk kemudian kembali berpelukan. Menjauhlah untuk selalu kembali pulang karena cinta memang lingkaran, dimana penghujungnya adalah permulaannya.

Temaram



"Kesepian seringkali tidak tergantung pada senyapnya ruangan, heningnya suara atau sedikitnya orang disekitarmu, melainkan karena pikiranmu yang terpenjara dan hatimu yang terisolasi,  menutup semua celah cahaya untuk menyentuhmu, menjadikanmu sepi dan redup meski di tengah keramaian".

Senin, 01 Desember 2014

Jogjakarta


Selama beberapa tahun terakhir, Jogjakarta selalu menjadi tempat yang paling aku rindukan. Meski terpisah beberapa pulau dan lautan, aku selalu berupaya menghampiri Jogjakarta sesering mungkin. Di Jogjakarta biasanya aku bisa bertemu seseorang yang aku cintai. Disana juga aku pertama kali bertemu dengannya, memulai cerita dan melalui banyak peristiwa. Kota Jogjakarta menjadi saksi cerita kami dan setiap sudutnya selalu menyimpan kenangan itu. Menyebut nama Jogjakarta saja atau mendengar lagu klasik dari Kla Project yang berjudul "Jogjakarta" bisa sekonyong-konyong meredupkan suasana hati dan menimbulkan "fatamorgana" kebersamaanku dengannya beberapa waktu silam.

Trotoar jalanan Jogjakarta sejak Januari 2014, terasa seperti kursi listrik dan aku terpidananya yang menanti eksekusi. Rasanya begitu menyiksa dan membuat ingin mati saja kalau harus menyusuri jalan-jalan menuju Keraton, Malioboro, bahkan setiap sudutnya Jogjakarta yang tak terlihat. Ya, sekarang aku kesana sendirian. Tidak ada lagi orang yang selama ini selalu aku nantikan di Jogjakarta. Perlahan lagu Kla Project yang berjudul "Jogjakarta" terasa begitu nyata buatku. Setiap liriknya menyayat hati. 
Aku pasti ke Jogja lagi, dan akan selalu. Semoga kelak saat aku mendatanginya, bukan untuk menanti seseorang, melainkan bersama seseorang untuk memulai cerita baru. Cerita yang membahagiakan.

Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja
Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu ...
Walau kini kau t'lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Ijinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati

- Yogyakarta -